Mendengarkan alam bernyanyi menjadi
salah satu cara sederhana mengenang kampung halaman, sebelum memutuskan tinggal di perkotaan. Ya,
masa kecilku hingga usia 25 tahun lebih banyak dihabiskan di pedesaan. Suasananya yang asri dan sejuk, ditambah kicau burung dan ribut kokok ayam setiap pagi, suara katak berebut dengan gemerincing air hujan
di atas genteng, serta kesiur angin menggoda rerimbun daun yang menjatuhkan
ranting-ranting tua menjadi kenangan yang tak pernah hilang dalam ingatanku.
Namun, sejak dua tahun ini, pagiku disambut dengan kebisingan lalu lalang kendaraan, orang-orang sibuk saling mendahului di jalanan, dan keramaian menjadi hal yang disapa setiap hari. Sedangkan kicau burung di sini hanya milik tetangga yang memeliharanya, barangkali berharap kedamaian senantiasa mengelilingi rumahnya.
Ya, usai menikah aku menempati rumah di tepi jalan besar. Tak ada lagi kokok ayam membangunkan tiap pagi, atau ribut ayam meminta jatah sarapan. Bahkan berbagai jenis kicau burung yang terbang bebas hanya bisa didengarkan dini hari menjelang pagi.
Baca Juga: Jangan Jadi Orang yang Terlalu Baik
Ah, terkadang memang kerinduan itu sesederhana mendengarkan alam bernyanyi menyambut pagi. Seperti halnya dulu yang senantiasa menemani kegiatan dan mengakrabkan diri dengan gesekan pohon-pohon yang beradu dengan berisik angin di siang hari, hingga malam disambut dengan ribut jangkrik sibuk berebut suara dengan tonggeret yang berisik.
Jika saja pernah merasakan betapa tentram dan damainya mendengarkan nyanyian alam, mungkin tak akan pernah terbersit ingin merusak alam hanya demi kepentingan pribadi. Terlebih lagi jika sejenak pernah menikmati suasana ketenangan yang disuguhkan oleh kidung alam semesta, barangkali pikiran ingin menjaga akan terlintas di kepala.
Berbahagialah hidup di negeri yang melimpah kekayaan alamnya, salah satunya dengan keberadaan hutan yang dulunya hampir 30% memenuhi daratan Indonesia. #HutanKitaSultan menjadi hal yang harus disadari masyarakat bahwa hutan dan alam memberikan peranan penting dalam berlangsungnya kehidupan semua makhluk.
Kenapa Harus Bangga dengan Hutan Indonesia?
#IndonesiaBikinBangga dengan hutan yang tumbuh subur dengan berbagai kekayaan alamnya yang melimpah dan keberadaan keanekaragaman hayati. Ada beragam hal yang seharusnya membuat kita bersyukur hidup di Indonesia, terlebih dengan segala panorama keindahan alam, serta hutan yang memberikan napas bagi setiap makhluk hidup.
Hutan Indonesia memiliki beragam fakta membanggakan yang bisa membuat kita harus menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam. Menurut Desy (2019) dalam sebuah buku berjudul ‘Mengenal Hutan’, inilah beberapa hal yang harus diketahui tentang Hutan Indonesia:
1. Indonesia memiliki hutan yang berpengaruh terhadap oksigen yang dihasilkan di bumi. Sehingga bisa dipastikan keberadaan hutan Indonesia sebagai paru-paru bumi harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Baca Juga: Balas Budi Sebuah Rumah
Selain itu, dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup, hutan Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan luas lahan hutan sejumlah 95,6 juta Ha atau 50,9 % dari total daratan, dimana 92,5 % dari total luas berhutan atau 88,4 juta Ha berada di dalam kawasan hutan. Oleh karena sumber dari penghasil oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup yakni hutan sangatlah penting, jadi kesadaran untuk saling bekerja sama menjaga dan merawat hutan harus ditumbuhkan sedini mungkin.
2. Jadi sumber berbagai bahan obat.
Dengan berbagai keanekaragaman hayati yang ada di hutan Indonesia memberikan kekayaan alam salah satunya tumbuh berbagai bahan obat yang bisa menyembuhkan penyakit.
3. Hutan berpengaruh terhadap iklim atau cuaca.
Hutan memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga sangat berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup, terutama berpengaruh terhadap iklim dan cuaca. Dalam hal ini, keberadaan hutan dengan berbagai jenis tanaman juga sangat mempengaruhi terhadap kualitas udara bersih.
Jika Hutan Terancam, Apa yang Akan Terjadi dengan Kehidupan Manusia?
Sebenarnya alam memberikan kedamaian yang bisa membuat hati merasa tentram. Cobalah sejenak berdiam, merasakan dan menikmati alam bernyanyi. Akan ada kebahagiaan yang ditawarkan.
Namun, jika kita tak peduli lagi dengan kerusakan alam terutama hutan, dan orang-orang lebih mementingkan kepentingannya sendiri, lalu bagaimana nasib hutan yang ditinggali oleh berbagai keanekaragaman hayati yang membuatnya semakin terancam?
Dilansir dari buku Mengenal Hutan (2019), berikut ini nasib hutan Indonesia jika tak ada lagi orang-orang baik yang melestarikannya:
1. Keanekaragaman hayati lambat laun akan semakin langka, padahal hutan Indonesia merupakan surga bagi beragam flora, fauna, dan spesies yang hidup di dalamnya.
Baca Juga: Perempuan Bisa Berkiprah Tanpa Harus Keluar Rumah
2. Bencana alam akan mulai berdatangan, menyapa orang-orang yang tak memedulikan tentang kelestarian alam. Bencana alam itu seperti banjir, longsor, erosi, kekeringan, dan lain-lain.
Hal ini disebabkan karena hutan sebenarnya memiliki fungsi mencegah bencana itu terjadi, dengan akar pohon yang mengikat dan menyerap air hujan yang turun. Jika pohon-pohon tak lagi tumbuh dengan suburnya, yang tersisa adalah bencana berdatangan satu persatu.
3. Darurat udara bersih. Hutan memiliki peran sebagai paru-paru bumi atau penghasil oksigen, jika keberadaannya terancam, tentu yang tersisa adalah udara kotor dari polusi udara kendaraan, asap pabrik, dan lain-lain. Karena sebenarnya hutan memiliki fungsi mencegah pencemaran udara.
Mulailah dari Diri Sendiri, Mencintai Bumi Sepenuh Hati
#UntukmuBumiku, marilah memulai mencintai bumi terutama hutan yang bisa diawali dengan diri sendiri dengan komitmen menjaga alam. Salah satu hal yang kulakukan untuk memulai menjaga hutan dan alam yaitu membangun Omah Nandur.
Omah Nandur merupakan sebuah kegiatan di kampung halaman yang dibuat sebagai salah satu cara melestarikan alam dengan merawat serta menanam berbagai tumbuhan untuk kehidupan di masa depan yang lebih baik, terutama memberikan kesadaran betapa pentingnya menjaga alam kepada anak-anak kecil di sekitar rumah.
Baca Juga: Dibalik Kemenangan Lomba Kepenulisan Local Content
Omah Nandur menjadi bagian terpenting dari sejarah hidupku. Ketika memulai mencintai tanaman, merawatnya sepenuh hati, bahkan beberapa tanaman dari kampung halaman sengaja kubawa ke rumah perkotaan. Dan akhirnya sedikit demi sedikit, aku kembali merasakan kenyamanan tinggal di perkotaan hanya dengan keberadaan tanaman di sekeliling rumah.
Kini di rumah yang berada di tepi jalan raya, kudengar lagi kicau burung terkadang ribut berebut butiran beras yang kusebarkan, sibuk berkicau di tangkai pohon bambu yang tertanam dalam polybag. Di malam hari, suara jangkrik mendadak memenuhi teras depan rumah, memberikan kenyamanan untuk sejenak beristirahat dari bising lalu lalang kendaraan.
Kenapa menjaga alam dan hutan harus dimulai dari diri sendiri? Karena jika kita telah memiliki komitmen melestarikan, secara tidak langsung orang-orang di sekitar kita akan ikut tertular energi positifnya. Adapun langkah yang bisa dimulai dari diri sendiri yang bisa kita lakukan diantaranya:
Tidak membuang sampah sembarangan. Jika sedang bepergian dan tak terlihat ada tempat sampah, lebih baik menyimpan dulu. Aku termasuk orang yang sering menimbun sampah di kantong baju, bahkan di kantong ransel samping karena terkadang tak menemukan tempat sampah yang berakibat menumpuk, namun akan kubuang jika sudah menemukan tempatnya. Ada yang pernah mengalami hal ini? Hehe
Bagiku membuang sampah memiliki peranan penting dalam menjaga lingkungan, karena jika memiliki prinsip itu sejak dini maka akan tercipta lingkungan bersih dan kondusif.
Baca Juga: Kafe di Blitar yang Cocok Buat Pecinta Tanaman
Sehingga bisa
menumbuhkan untuk memilah sampah plastik yang tak bisa terurai oleh alam, dengan
sampah organik. Selain itu juga menjadi bijak dalam penggunaan berbagai hal
yang bisa merusak ekosistem alam.
Mendengarkan Lagu ‘Dengar Alam Bernyanyi’, Salah Satu Cara Paling Sederhana Menjaga Hutan Indonesia
Di era digital saat ini, ada banyak cara untuk melindungi kelestarian hutan, salah satunya dengan mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi, persembahan dari Laleilmanino, Chicco Jerikho, HIVI! dan Sheila Dara Aisha, yang bisa didengarkan di kanal YouTube, dan platform musik Spotify dan Apple Music.
Mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi menjadi salah satu cara paling sederhana dan mudah untuk ikut menjaga bumi, karena royalty sebagian dari lagu ini diberikan untuk perlindungan hutan Indonesia. Semakin banyak orang yang mendengarkan, semakin terjaga pula kelestarian hutan dan alam Indonesia.
Jika Tidak Sekarang, Kapan Lagi! Jika Bukan Kita, Siapa Lagi yang Mencintai Bumi
Memulai sesuatu untuk berbuat
baik memang tidak mudah, tapi jika perlahan-lahan memulai dari hal sederhana
seperti ikut berkontribusi dengan memutar lagu Dengar Alam Bernyanyi. Serta
menikmati kicau burung, kesiur angin, gemerisik daun-daun saling menyapa,
dan suara jangkrik berebut malam tentunya kita akan memulai menjadi #TeamUpforImpact untuk mengakrabkan
diri mencintai bumi.
Karena jika tidak
sekarang, kapan lagi untuk memulai melindungi bumi. Kalau bukan kita yang
mengawali siapa lagi yang mencintai bumi? Generasi di masa depan harus tahu
bahwa ada kehidupan yang damai jika bersahabat dengan alam, dan di tangan
kitalah semua itu bermula. Mari mencintai bumi sebagaimana layaknya mencintai
diri sendiri! ***
Blitar, 10 Agustus 2022
Referensi:
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2022. Capaian Tora dan Perhutani Sosial. http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6330/capaian-tora-dan-perhutanan-sosialditahun2021. Diakses pada 12 Agustus 2022.
- Desy, A.P. 2019. Mengenal Hutan. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.





Posting Komentar