Pesan sederhana yang ternyata berpengaruh bagi kehidupanku tentang menjadi bijak bukan menjadi terlalu baik. Karena kata terlalu jika sudah berlebihan menjadi hal yang kurang baik
Sebenarnya aku tidak terlalu tahu dengan kosakata naif, mungkin semacam perilaku buruk, itu pikirku dulu. Tapi setelah dijelaskan,, naif sebenarnya perilaku baik yang terlalu berlebihan.
Sedangkan menurut KBBI, ya karena kan penulis jadi acuannya ya KBBI hehe, naif itu bisa diartikan "sangat bersahaja; tidak banyak tingkah; lugu (karena muda dan kurang pengalaman); sederhana, celaka; bodoh; tidak masuk akal".
Jadi, sampai sini paham, kan, kenapa naif itu harus dihindari terutama untuk orang yang polos sepertiku. Karena yang sangat itu adalah hal berlebihan, dan berlebihan itu tidak baik.
Baca Juga: Begini Cara Membahagiakan Diri Sendiri
Aku tumbuh di lingkungan orang baik, dibesarkan oleh ibu yang selalu merawat kebaikan setiap waktu, bahkan beliau tidak berpikir hasil balas budi atau timbal balik dari hasil kebaikannya. Yang terpenting bagi beliau, ketika seseorang berbagi kebaikan maka hal-hal baik akan selalu mengelilinginya.
Awal mulanya aku pun juga berpikir seperti itu, siapa juga yang mau hidup dikelilingi hal-hal jahat atau buruk. Tapi, siapa sangka kebaikan yang senantiasa ingin kurawat sebaik mungkin dalam kehidupan sehari-hari bisa disalahgunakan oleh orang lain.
Jangan jadi orang baik yang banget, karena ketika dimanfaatkan itu rasanya sakit banget.
Mungkin pengaruh lingkunganku dan ibu yang berbeda, menjadikan kebaikan tumbuh dan berkembang dalam ruang tersendiri.
Baca Juga: Rekomendasi STMJ di Blitar
Aku berada di lingkungan yang heterogen, lingkungan penulis dan semacamnya, sedangkan ibuk berada di lingkungan orang-orang desa dan ibu-ibu muslimat yang menurutku sepaham dengan beliau. Jadi, kebaikan yang ingin kutiru ternyata tak sesuai dengan lingkunganku bergaul saat ini.
Pernah di posisi sebagai orang naif yang peduli membuatku berpikir bahwa aku adalah orang baik, teman yang peduli dan perhatian. Tapi, siapa sangka hal itu menjadikan celah bagi seseorang untuk mengambil sesuatu yang kujaga.
Memanfaatkan sekaligus ingin mengambil seseorang yang berharga. Apakah aku menyadarinya? oh tentu saja tidak. Aku hanya menyadari kalau aku telah berbuat baik, dan itu benar.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Rasa Iri
Dan semenjak itu, kamu selalu mengingatkan kebaikan yang sejatinya tulus kita berikan tak selalu dibalas dengan kebaikan juga. Terkadang melunjak, bahkan meminta lebih.
Katamu, "Jangan jadi orang naif, jadilah orang baik yang bijak. Bijak di sini bisa diartikan menempatkan kebaikan sesuai tempat dengan porsi yang tepat,"
Jadi, sampai sini paham, kan, bagaimana harus bersikap baik. Karena apa yang seharusnya kebaikan harus dibalas dengan kebaikan, ternyata tak semua orang memiliki pemikiran seperti itu.
Bahkan terkadang sangking kita terlalu baik, dan kurang peka bisa berakibat buruk terhadap kehidupan kita. Selamat menjadi orang baik yang bijak, ya. ***
Blitar, 29 04 2021
Posting Komentar