Ternyata Ini Balas Budi dari Sebuah Rumah, Merawat dan Dirawat


Aku baru memahami konsep balas budi sebuah rumah ketika sudah pernah mengalaminya 2 tahun ini tinggal di rumah yang baru kutempati. Konsep ini mungkin sedikit aneh, karena kenyataannya orang-orang percaya bahwa rumah hanyalah sebuah kata benda yang mati dan tidak mungkin bisa membalas budi. 

Namun bagiku justru kebalikannya. Meskipun hanya sebuah kata benda, setiap rumah memiliki jiwa dan nyawa yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang percaya saja. Dan aku bagian dari orang yang percaya itu, karena sudah terbukti dari dua pengalaman berbeda ketika aku masih baru menempati rumah ini sebagai sosok yang malas untuk melakukan segalanya, dan sosok kini yang sedang berusaha untuk rajin. 

Tahun Pertama, Rumah Membuat Tak Betah

Di tahun pertama menempati rumah ini, aku masih jadi sosok yang pemalas melakukan apapun, termasuk yang harusnya dikerjakan oleh sewajarnya perempuan. 

Banyak hal yang kupelajari ketika aku malas melakukan apapun. Bukan hanya bersih-bersih, memasak, bahkan makan pun jadi sesuatu yang membuatku malas. Ya, di rumah ini hanya ditempati kami berdua, jadi tak ada yang menyalahkan jika tak melakukan apapun. 

Namun aku salah, semesta akhirnya memberikan karmanya karena aku tak mau merawat rumah, bahkan merawat diri dengan baik. Diantaranya, tanaman yang kubawa dari kampung halaman tak mau bertumbuh, bahkan mereka ogah untuk bertahan hidup lebih lama denganku. 

Selain itu rumah juga seolah membuatku tak betah, atap yang seharusnya tak bocor, jadi mengkhawatirkan saat hujan. Bukan hanya di satu ruangan, tapi 3 sekaligus: ruang tengah, kamar dan dapur. 

Lalu aku bertanya kepada seseorang, apa saja yang dilakukan rumah jika ingin pemiliknya tak betah? Tak merawatnya dengan baik, bahkan tak mau membersihkannya? 

Rumah akan memberikan rasa ketidak nyamanan dan rasa tak betah, seperti atap bocor, bangunan cepat rubuh, rezeki tak berniat datang, bahkan jika sudah sampai fatal, ada yang terjadi kebakaran. Semoga kita dihindarkan dari hal-hal buruk itu. Amin. 

Tahun Kedua, Rumah Berusaha Membuat Nyaman dan Menjaga Meski Pintu Terbuka 

Tahun kedua ini sudah banyak perubahan yang terjadi, meski aslinya bukan tahun tahun kedua, karena aku mulai menyadari setelah hampir setengah tahun tinggal di sini. Tentunya berkat ketelatenan dan kesabaran dari sang suami yang senantiasa membimbing.

Di tahun kedua ini, ada banyak perubahan yang terjadi ketika aku bisa merawat rumah dengan sebaik mungkin. Rajin bersih-bersih tiap hari, menyapu daun-daun kering, menyiram tanaman dua hari sekali, memasak, mengepel, semua kulakukan dengan baik-baik saja, tanpa ada cemberut dan hal yang membuatku terpaksa. 

Hasilnya? Alhamdulillah, rezeki datang dari berbagai sudut: ada menang lomba, suami dapat job, aku akhirnya punya kerjaan tetap, dan masih banyak lagi. 

Dan rumah juga memberikan rasa terimakasihnya, atap yang dulu bocor di sana-sini, entah kenapa aku baru menyadari kala hujan lebat hari-hari terakhir tak ada lagi yang bocor, padahal tak pernah diotak-atik. Aneh kan? Tapi ini kenyataannya. 

Lalu, tanaman saling berdoa bahagia untukku, bahkan ia sering berbagi energi positif untuk tetap semangat menjalani hari-hari. Bagi yang merasakan saja, tanaman ternyata juga berpengaruh baik terhadap kehidupan. 

Dan terakhir adalah hari saat pergi ke daerah Maliran buat jalan-jalan pagi, aku tak menyadari bahwa pintu rumah ternyata belum dikunci, masih terbuka sedikit. Hari itu kami keluar sampai sekitar 5 jam, saat pulang tentunya kami kaget, namun Alhamdulillah tak ada barang satupun yang hilang, padahal posisi rumah berada di tepi jalan besar. Namun, aku percaya rumah juga ikut menjaga agar kami tetap merasa aman dan nyaman. 

Cerita kali ini adalah apa adanya yang pernah kualami sebelumnya, bukan karena ingin menunjukkan sifat buruk atau baik, tapi setidaknya orang yang membaca ini memahami arti bahwa setiap benda memiliki jiwa dan nyawa, setiap yang buruk pasti akan berubah di saat yang tepat dengan orang yang tepat tentunya. 

Terimakasih telah meluangkan waktu membaca hal sesederhana tentang rumah, semoga selalu menjadi orang baik meskipun kebaikan itu hanya untuk diri sendiri. 😀 ***


Hangudi, 25 Mei 2022

Post a Comment