Berikut rekomendasi beli STMJ di Blitar yang sering kudatangi lokasinya di selatan Perpustakaan Nasional Bung Karno. Tempatnya memang di tepi jalan, tepatnya di trotoar yang biasanya digunakan pejalan kaki.
Di trotoar tersebut deretan penjual berjajar rapi di tepi jalan. Ada pedagang cilot, warung nasi pecel, dan STMJ. Penjual STMJ sendiri memiliki logat khas Madura, seorang pria paruh baya dengan rambut hitam memanjang.
Baca Juga: Begini Caraku Bahagia
STMJ atau susu telur madu jahe dikenal sebagai minuman khas masyarakat Indonesia yang bikin tubuh kuat kembali menghadapi kenyataan. Dan aku baru ngerasain enaknya minum STMJ ketika diajakin Mas ke langganan warung yang berada di selatan Makam Bung Karno.
Aku baru pertama kali diajakin ke tempat ini rasanya, menenangkan. Nyaman dan cocok banget buat refreshing pas paginya sibuk kerja. Tempatnya emang nggak luas, cuma kayak emperan gitu. Namun, suasananya yang berada di luar sambil melihat bintang, cocok banget buat dipakai melamun. Wkwkwk.
Gimana Rasanya?
Rasa STMJ pun jangan ditanya, karena sudah jadi langganan tentu rasanya emang cocok buat kami berdua yang nggak terlalu suka manis. Susu segarnya terasa nikmat, dipadukan dengan rasa jahe yang kuat, membuat suasana hati jadi sedikit tenang.
Baca Juga: Sahabat Asam Lambung
Kalau aku sih tim STMJ tanpa T, jadi SMJ atau susu madu jahe. Karena memang aku nggak terlalu suka telur, takut amis dan yah begitulah daripada nggak diminum mending kan nggak usah dikasih. Hehe. Kalau si Mas ya versi lengkapnya, STMJ, karena emang dia tim telur. :-D
Harganya Berapa?
Harganya juga cukup terjangkau, yaitu segelas STMJ dihargai sekitar tujuh ribu rupiah. Murah meriah, kan, dengan porsi yang sedang dan pas, tidak terlalu banyak dan sedikit.
Selain harga terjangkau, rasa STMJ yang tidak mengecewakan, juga suasana yang menenangkan membuat kami menjadikan warung tersebut menjadi langganan di kala suntuk bekerja. :-D
Kenapa Direkomendasiin?
Aku rekomendasiin warung STMJ ini ya karena emang dengan harga terjangkau, tetap memberikan rasa yang pas. Tidak kebanyakan jahe, yang membuat minuman itu terlalu pedas, tapi juga tidak kemanisan, karena aku sudah pernah beli di beberapa warung STMJ sebenarnya.
Dan lagi, rasa yang sesuai dengan lidahku dan Mas, membuat kami selalu mencari waktu yang tepat jika ingin kembali menikmati STMJ. Harganya saat pertama kali aku diajak ke warung STMJ, sekitar 7 ribuan, kalau aku yang tanpa telur 6 ribu.
Baca Juga: Buku Paling Menyentuh Hati, Salah Satunya Bikin Nangis
Saat terakhir kali aku datang mungkin sekitar awal tahun ini, harganya sudah naik jadi 8 ribu tanpa telur dan 9 ribu paket komplit. Ya hitunganku masih murahlah, kalau warung-warung STMJ lain kayaknya udah dihargai 10 ribuan sampai 15 ribuan.
Namun sayang, tempatnya kurang begitu luas, terlebih jika pengunjung sedang banyak. Akhirnya kita nyempil di pojok barat, tapi tetap menikmati suasana, dong. Jadi, kalau ke warung STMJ tersebut, datang agak malam saja sekitar jam 10 malam, biar tenang buat melamun. :-D
Baca Juga: Beli di Tempat Ini Jika Ingin Dimsum, Ayam Geprek dan Siomay Saat di Blitar
Dan sayangnya lagi, beberapa kali lewat Perpustakaan Bung Karno, warung STMJ ini sudah jarang sekali buka. Nggak punya hari yang tetap kapan libur dan jualan, jadi nggak bisa buat jujugan kalau emang pas lagi pengen minum STM tapi nyatanya libur. Semoga selalu buka dan bahagia, penjual STMJ. ***
Blitar, 14 Oktober 2021- 15 April 2022
Posting Komentar