Buku Ini Menemaniku Puasa di Rumah: Salah Satunya Bikin Nangis

 


Aku tak ingin merekomendasikan buku di Bulan Ramadhan ini. Aku hanya ingin bercerita bahwa ada dua buku yang menemaniku puasa di rumah saja, salah satunya berhasil bikin aku nangis sesenggukan. 

Sebenarnya aku sudah lama tak membaca buku, namun di tahun ini aku sudah berkomitmen untuk membaca buku agar setidaknya pikiranku harus tetap waras. 

Kedua buku ini mungkin memang bukan islami, seperti halnya orang-orang yang merekomendasikan buku islami di Bulan Ramadhan. Tapi, kedua buku ini cukup membuatku belajar bahwa masih ada kehidupan yang harus disyukuri di dunia ini. 

Baca Juga: Tips Puasa saat Pandemi Agar Tak Jenuh

Kedua buku tersebut adalah novel Laut Bercerita, dan novel Guru Aini. Dan kali ini aku hanya ingin berbagi cerita tentang buku yang menemaniku puasa di rumah saja. 

1. Novel Laut Bercerita

Novel ini sempat viral di tahun 2021, namun hingga saat ini novel ini masih banyak dicari untuk dibaca, karena emang abis baca novel ini bikin kita ngerasa hampa, sesak di dada, dan air mata yang mengalir begitu saja. 

Novel karya Leila S. Chudori ini udah banyak bikin orang menangisi Laut yang dibuang paksa di masa reformasi. Tokoh utama dari novel ini adalah Laut dan Asmara, kakak beradik yang saling perhatian. 

Bab awal pertama, menceritakan sosok Laut yang berjuang demi Indonesia lebih baik, meskipun banyak perlawanan, tapi ia tetap berusaha semaksimal mungkin agar negeri ini berubah menjadi lebih berperikemanusiaan. 

Baca Juga: Tips Hindari Dehidrasi Saat Puasa

Namun, sekeras apapun berusaha, mahasiswa di masa itu hanyalah sekumpulan anak muda yang kalah dengan senjata. Hingga pada akhirnya berakhir pada Laut yang selalu bercerita bahwa hidupnya kurang lebih sudah menemukan maknanya. 

Bab kedua menceritakan sosok Asmara, adik Laut yang peduli dan perhatian terhadap sang kakak. Berusaha menenangkan orang-orang sekitar ketika Laut tak kunjung memberi kabar. 

Meski sebenarnya ia juga ingin didengar bahwa ia juga merasa kehilangan sang Kakak. Ah, bagian ending ini terasa menyesakkan. Tapi intinya seperti itu. 

2. Novel Guru Aini

Novel ini sudah kubeli beberapa tahun lalu, tapi entah kenapa aku ingin membaca ulang kembali. Ceritanya tentang Desi yang bertekad ingin menjadi guru matematika, meskipun banyak orang yang mencoba menggagalkan niatnya. Namun, ia terlanjur memiliki sifat keras kepala yang tak ada seorang pun berhasil membujuknya. 

Hingga pada akhirnya ia berhasil menjadi guru di sebuah kampung terpencil. Awalnya mungkin semangatnya menggebu, namun di akhir kisah, Desi mulai menemukan titik lelah, terlebih ketika bertemu Aini, siswi SMA yang kurang pintar dalam matematika dan membuat Desi frustasi. 

Baca Juga: Lakukan Hal Ini untuk Menarik Rezeki

Namun ternyata Aini menyimpan tekad untuk berusaha bahwa ia ingin mewujudkan cita-cita menjadi dokter, karena ingin menyembuhkan ayahnya yang sakit. Makanya, Aini belajar giat tentang Matematika, meski sering ditolak dan dimarahi oleh Guru Desi. 

Ketekunan akhirnya membuahkan hasil, meski sempat membuat guru Desi frustasi, akhirnya ia menemukan cara untuk mengajari Aini agar cepat paham bagaimana mempelajari Matematika. 

Dan begitulah cerita novel Guru Aini, demi ketekunan dan tekad serta semangat Aini, Guru Desi akhirnya berhasil menemukan cara mengajari Aini dan lulus SMA dengan nilai matematika yang bagus. 

Baca Juga: Teh Kalimantan Rasa Lemon Tea

Demikianlah ceritaku tentang dua novel yang menemaniku puasa di rumah. Ada yang bikin nangis dan hampa begitu saja, ada yang membuatku semangat untuk meraih cita dan asa. Selamat memboca semoga senantiasa menikmati setiap kata dari tulisan ini. ***

Ruang Hangudi, 6 April 2022

Post a Comment