Cara Membuat Resensi Buku yang Baik dan Benar, Lengkap: Contoh dan Alamat Koran

Cara Menulis Resensi Buku
Pixabay/Voltamax


Cara membuat resensi buku yang perlu dipersiapkan sebelumnya adalah kamu sudah membaca buku tersebut hingga akhir, lalu telah menyiapkan kutipan atau quote yang paling menarik. 

Berikut ini cara membuat resensi buku, dilengkapi dengan contoh resensi yang pernah dimuat di media Radar Mojokerto, Harian Bhirawa, dan Tribun Jateng disertai alamat emailnya. 

Radar Mojokerto menjadi salah satu bagian media lokal dari Jawa Pos yang tiap minggunya selalu ada rubrik sastra dan budaya. Selain menerima cerpen atau puisi, media ini juga menerima pengiriman resensi buku. 

Baca juga: Resensi Novel Mencarimu Karya Retni SB

Meskipun tulisan yang dimuat di tiga media tersebut sebenarnya tidak berhonor, kamu bisa mendapat penggantinya dengan menghubungi penerbit yang bukunya kamu resensi untuk mendapat reward buku. Kan lumayan, namun harus diingat, tidak semua penerbit memberikan reward, ya. 

Kalau aku pernah ngirim resensi buku dari penerbit Indie di Jogja dan kebetulan dimuat di Radar Mojokerto, eh beberapa hari kemudian dihubungi bagian adminnya buat ngasih reward buku. Ah, senangnya dapat buku gratis, tapi sebenarnya juga ikut bantu promosi buku. :-D

Lalu Gimana Cara Nulis Resensi Buku Biar Dimuat di Koran?

Sebenarnya nulis resensi buku itu mudah dan gampang, tapi buat yang punya tekad aja, sih. Hehe. Aku bakal ngasih tahu caraku nulis resensi buku untuk pemula yang belum pernah sama sekali bikin, sesuai pengalaman minggu lalu saat belajar bareng temen yang juga ingin nulis resensi buku. 

Selain itu, usahakan buku yang kamu resensi itu tahun terbitnya paling lama dua tahun lalu, kalau bisa terbit di tahun yang sama. Jadi, tidak terlampau jauh dengan tahun terbit dan resensinya.

Ketika memutuskan menulis resensi suatu buku, aku selalu menyiapkan diri untuk menandai quote atau kutipan buku yang menarik, lalu menuliskannya. Hal ini bagiku menjadi bagian terpenting karena biar nggak kebingungan ketika buku sudah tamat dibaca, tapi lupa halaman mana saja yang paling penting. 

Baca juga: Jika Ingin Jadi Penulis, Lakukan Lima Hal Ini

Selanjutnya, jangan lupa identitas buku harus ditulis lengkap, ya. Tapi jangan sampai kebanyakan, karena ruang untuk resensi di koran terkadang juga terbatas, jadi pilih yang paling pokok saja, seperti judul, penulis, penerbit, cetakan, kota terbit, halaman, ISBN, dan lain-lain. 

Lalu, tinggal eksekusi untuk menuliskannya. Sebelum itu, kamu harus memutuskan kutipan mana saja yang harus dimasukkan ke dalam tulisanmu. Ingat ya, meskipun menurutmu kutipan buku yang telah kamu pilih itu penting semua, tapi kita pilih yang skala prioritasnya paling penting. Maksimal masukkan 3 kutipan buku dalam tulisan resensimu. 

Jika masih bingung pilih kutipan yang menurutmu pantas masuk di buku, cobalah pikirkan kutipan mana yang relate dengan kehidupan orang lain, atau bisa juga kutipan yang bisa kamu jelaskan dengan pendapat pribadi. 

Ingat, ya. Kita meresensi buku, bukan merangkum atau meringkas. Jadi, pilihlah bagian kutipan buku paling terpenting. 

Untuk urutan penulisan resensi sebenarnya random saja, karena setiap penulis memiliki pendapat berbeda-beda sesuai seleranya. Kalau aku sendiri seperti yang pernah kukatakan saat belajar bareng ngeresensi buku di pertemuan Komunitas Hangudi mengurutkannya seperti ini, tapi ini bukan patokan, ya. Disesuaikan aja dengan seleramu.

1. Identitas buku wajib dan harus ada. Selain itu cover buku juga harus dilampirkan juga loh. 

2. Paragraph pertama bisa membahas tentang sekilas buku tersebut secara umum, ini bisa dijelaskan menjadi satu atau dua paragraph. 

3. Paragraf selanjutnya bisa diselingi dengan kutipan buku tersebut yang disertai dengan pendapat atau tanggapanmu pribadi mengenai topik yang dibahas dalam kutipan. 

4. Bisa ditambahkan jga identitas buku yang dibikin secara naratif, misalnya: Buku yang memiliki 11 bab ini tidak hanya membahas permasalahan perempuan saja, tetapi juga tentang kehidupan anak pada masa golden age. 

Baca juga: Jangan Jadi Orang Baik, Jadilah Orang yang Bijak Tapi ...

5. Bisa dimasukkan lagi kutipan buku, yang disertakan dengan keunggulan atau kelemahan buku. Keunggulan atau kelemahan buku ini tidak hanya secara materi saja, bisa saja fisik buku seperti gambarnya terlalu banyak atau kata-kata terjemahannya sulit dicerna, dan lain-lain. 

6. Selanjutnya bagian akhir atau kesimpulan. Tuliskan alasan kenapa orang-orang harus membaca buku tersebut, tapi jangan menuliskan kata menyukai buku. Misalnya, buku ini sangat saya sukai karena relate dengan kehidupan masa gen Z saya secara pribadi. Oh, no! jangan tulis seperti itu, ya. 

Coba tulis seperti ini: Buku ini memahami setiap permasalahan yang dialami oleh generasi sandwich, mulai dari …. Hingga … cocok dibaca untuk orang-orang yang sedang mengalami masa transisi agar lebih dewasa. 

Itulah beberapa urutan menulis resensi buku yang bisa diotak-atik senyamannya kamu. Dan intinya itu bukan patokan, ya. 

Menulis resensi buku memang seperti promosi, tapi menurutku itu bagian dari promosi secara halus. Meskipun sebenarnya tulisan kita sebenarnya berimbang, karena ada kelebihan dan kekurangan yang harus ditulis, bukan hanya merangkum keseluruhan buku. 

Gimana Cara Mengirim Resensi ke Koran?

Caranya mudah dan gampang, aku bakal ngasih tahu sekaligus alamat media lokal yang pernah memuat resensi bukuku. 

Menulis resensi buku di koran itu sebenarnya tak perlu panjang kali lebar karena terbatasnya ruang, mungkin hanya membutuh dua halaman paling banyak dua halaman setengah. Karena kalau kebanyakan nanti sama redakturnya bakal dikurangin. 

Baca juga: Neton Tak Cocok Tapi Nekat Menikah, Ini Akhirnya

Ini alamat email radar mojokerto untuk kirim resensi opini_darmo@yahoo.com, alamat email harian bhirawa harian_bhirawa@yahoo.com alamat email Tribun Jateng redaksi@tribunjateng.com

Mana Contoh Resensi Buku yang Pernah Dimuat di Koran?

Sebelum mengirim resensi buku, jangan lupa biodata penulis dicantumkan di bagian akhir naskah, ya. Dikasih foto juga lebih bagus. Selain itu, jangan lupa dikasih kata pengantar saat mengirim resensi lewat email, salah satu cara mengucapkan salam kepada redaktur, kali aja peluang dimuat jadi lebih besar. Hehehe. Ini dia contohnya, selamat membaca dan terimakasih buat yang berkenan mampir. :-D

Tentang Musik dan Mencari Jalan untuk Masa Depan

Judul : RAPIJALI

Penulis : Dee Lestari

Tahun : 2021

Penerbit : Bentang Pustaka, Yogyakarta

Tebal : xvi+352 halaman

ISBN : 978-602-291-772-4

Memiliki masa depan sesuai keinginan tentu sudah menjadi harapan bagi setiap manusia. Setelah SMA, kuliah lalu berkerja sesuai dengan apa yang disukai. Tapi nyatanya masa depan yang sesuai harapan hanyalah milik orang-orang yang punya uang. Begitulah yang terjadi pada Ping, setelah SMA dia berkeinginan melanjutkan sekolah musik, tapi kenyataanya dia harus mengubur mimpinya karena keadaan. 

Kehidupan Ping yang damai di Pantai Batu Karas, rumah penuh alat musik di tepi sungai Cijulang, sahabat terbaik—Oding—yang selalu ada untuknya mendadak berubah semenjak kakeknya berpamitan ke Jakarta untuk menemui seseorang. Ping tidak tahu bahwa kakeknya sedang mempersiapkan masa depan cucunya agar bisa meraih mimpi yang selama ini dipendamnya. Sekolah musik. 

Rapijali adalah sebuah novel yang menceritakan perjalanan bermusik Ping, diawali dari pembentukan band sekolah. Novel ini merupakan manuskrip tertua Dee Lestari yang telah lama tersimpan dalam sebuah peti es sejak lulus SMA tahun 1993.  Terlahir dari keluarga yang menyukai dunia musik, membuat sekeliling kehidupan Ping adalah musik, instrument alam yang selalu menenangkan.

Kehidupan remaja Ping seketika berubah semenjak kematian kakek yang mendadak, meninggalkan teka-teki yang belum dipahaminya. Dia pindah ke Jakarta, tinggal di rumah calon gubernur sebagai anak asuh. Ia tidak tahu bahwa sebelum meninggal kakeknya mendatangi ayah Ping sebaga satu-satunya jalan agar masa depan cucunya menjadi lebih baik. Kenangan ayah Ping sedikit terbuka dengan kedatangan Ping. Teringat Kinari, cintanya di masa lalu, dan hasil dari cinta yang terlarang kini telah menjelma gadis remaja.   

Kenangan Ping bagai mesin keruk. Kenang-kenangan yang telah terkubur dalam, penyesalan dan rasa bersalah yang sudah terlupa, enyeruak keluar dan menghantamnya bertubi-tubi. (Hal 90) 

Kehidupan Ping yang berubah menjadi serba mewah, selalu tersedia jika dia membutuhkan sesuatu tapi nyatanya dia selalu merasa asing, ada ruang hampa di dalam hatinya, ruang hampa itu berisi benih-benih kerinduan kampung halaman. Ada hal yang sebenarnya terpenjara di balik megahnya rumah calon gubernur itu. 

Di tengah luasnya Kota Jakarta, Ping menyadari dunianya menyusut. Hijaunya Sungai Cijulang yang membentang berkilo-kilo meter menciut menjadi sepetak kolam renang yang air birunya diperoleh dari warna keramik. (Hal 88)

Kehidupan Ping masih menjadi misteri. Membentuk sebuah band di sekolah baru sebagai salah satu cara menyembuhkan rindu dari mendiang kakeknya dan kampung halaman di Pantai Batu Karas. Novel ini serial pertama dari kehidupan Ping, kehidupan untuk tetap mencari seperti yang tertulis dalam sampulnya. Mencari masa depan tentang dunia musik, mencari rahasia yang  disembunyikan kakeknya.

Berbagai suka duka dialami Ping, tapi meski cobaan seringkali  beruntun datang, dia tetap berjuang, tidak mau merepotkan orang lain. Ada makna kehidupan di balik setiap  perjalanan, ada rahasia yang sengaja disembunyikan agar masa depan yang lebih baik bisa dijalani. Dan ada karakter tokoh utama yakni Ping yang bisa ditiru pembaca, ketika berusaha dan memiliki tekad kuat untuk mewujudkan mimpi.

Blitar, 10 Maret 2021 


Itulah cara menulis dan membuat resensi buku yang disertai dengan alur membuat resensi, cara kirim ke media lokal, dan pengalaman lainnya. Semoga bermanfaat, ya. Tetap semangat berkarya! :-D

***

Hangudi, 17 Agustus 2022


Post a Comment