Neton Tak Cocok, Tapi Tetap Nekat Menikah? Inilah Kisahku

Terkadang neton yang tak cocok dengan pasangan menjadi kendala untuk menikah, terlebih lagi jika keluarga masih saling percaya pada tradisi dan adat yang berlaku. Dan itu pernah hampir terjadi kepadaku dan suami, neton yang sama jadi penyebab hitungan tak berjodoh. Banyak yang menentang tentunya, terlebih di keluarga besar suami. Sedangkan keluargaku tak terlalu mempermasalahkannya, karena melihat kami berdua yang memang saling mencintai. Duh. 

Aku baru mengetahui hitungan neton yang tak berjodoh setelah satu tahun kami menikah. Kaget tentunya, terlebih lagi ia cerita banyak yang menentang kala itu di kalangan keluarga besar. Ia berjuang mencari cara agar kami tetap mendapat restu, karena di keluargaku ia sudah lebih jauh diterima daripada aku di keluarganya. Terlebih persoalan neton, dan melangkahi sang kakak. 

Sebenarnya aku percaya dengan tradisi Jawa, karena orang-orang dahulu tak sembarangan dalam memutuskan sesuatu terkait primbon, neton, dan lain-lain. Selain membutuhkan tirakat yang bukan main-main, tapi  juga hasil dari pengamatan yang terjadi bertahun-tahun. Dan aku tak percaya bahwa ternyata hal itu juga terjadi dengan nasibku. 

Suami juga pernah mengatakan jika neton kami tak cocok karena alasan utamanya adalah sifat yang berkebalikan, tapi ia versi baiknya aku versi yang buruk. Tahun pertama pernikahan aku merasakan hal itu, tapi beruntungnya aku punya suami yang bener-bener sabar menunggu waktu, sabar menasehati agar bisa berubah. Padahal keluargaku sendiri tak mampu membuatku jadi lebih mbeneh, karena tak memahami bagaimana cara memberi tahuku agar lebih baik. 

Sebenarnya sederhana saja, hanya harus tahu aku lebih tertarik dengan apa, dan suami ternyata menemukan cara membuatku untuk berubah lebih baik. Ya, keberuntungan yang membuatku paling bersyukur setiap hari adalah bertemu dan berjodoh dengannya. 

Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta neton yang cocok? Setelah berbagai upaya, akhirnya ada jawaban dari doa-doa yang tersembunyi. Seseorang yang berpengaruh terhadap kehidupan di keluarga suami memberikan solusi, bahwa nama kami sebenarnya memiliki kebaikan yang akan tetap bertumbuh. “Keutamaan wanita dengan seribu cahaya” dan “Petunjuk jalan kebenaran”.

Ah, rasanya aku ingin berterimakasih kepada seseorang itu, dan juga kepada Almarhum Mbak Badik (Kakak sulung) yang pernah menyematkan nama ini kepadaku. Dan hikmah yang dapat kuambil sebenarnya sederhana saja, cintailah seseorang bukan dari apa yang dia punya, tapi dari apa yang bisa dia usahakan. Jika ditanya kenapa mencintainya? Tak ada alasan apapun, tapi karena aku menyukai agamanya. Tak terlihat, tapi ternyata mendalam. 

        Intinya begitulah. Entah dia miskin, kaya, pinter apapun, aku tak terlalu peduli, tapi ketika kutanya tentang Jalaludin Rumi, tentang tradisi, tentang hantu, dan tentang apapun, ia tetap nyambung. Sepatutnya jika mencintai karena Allah, bakal ada jalan yang baik, dan ia memang idaman yang harus didoakan sampai amin. :-D


Hangudi. 20 Juli 2022



Post a Comment