Rasa iri merupakan sifat buruk yang masih tumbuh di dalam diriku. Rasa iri itu sering kusebut dengan Supiyah, alias nafsu Supiyah.
Katanya, nafsu manusia itu terbagi menjadi empat: amarah, supiyah, aluamah dan muthaimanah. Dan setiap manusia memiliki keempat nafsu tersebut, karena merupakan bagian dari kodrat sebagai manusia.
Setiap orang tentu memiliki nafsu yang berbeda tingkat di dalam dirinya. Mungkin ada yang sepertiku, Nafsu Supiyah lebih berkembang dari nafsu lainnya. Jadi aku lebih tahan buat lapar yaitu si Aluamah, buat begadang, buat amarah. Tapi kalau pengen sesuatu, susah banget ngendaliinnya.
Bisakah Rasa Iri Dikendalikan?
Mungkin bisa, tergantung apakah kita punya niat dan tekad untuk mau mengubah hal-hal yang mengotori hati.
Jika membicarakan si Supiyah. Masya Allah, sampai saat ini rasanya aku sulit banget ngendaliin si dia.
Aku sih menyarankan jangan menghilangkan keempat nafsu tersebut, ya. Karena kodrat manusia memang memiliki keempat nafsu, kita hanya bisa mengurangi, bahkan seharusnya bisa mengubah nafsu yang negatif menjadi positif atau doa.
Nah, kebetulan si Supiyah yang ada dalam diriku ini yaitu iri dengki terhadap sesuatu masih kuat, kadang bahkan muncul rasa dendam, dan entah apalagi, hingga timbul rasa sombong, su'udhon. Kadang bikin hati jengkel sendiri.
Bolehkah Ketika Iri Melampiaskan ke Hal yang Lain?
Aku juga sempat berpikir seperti itu, aku ingin segera mengalihkan rasa iri dengan sesuatu yang lain agar rasa sesak dan marah iri bisa sedikit terobati.
Tapi, nyatanya ketika sedang dilanda rasa iri, lebih baik untuk tidak melampiaskan ke sesuatu yang lain. Karena bisa 'tuman' atau istilahnya mungkin ketagihan.
Dan ketika suatu hari rasa iri tersebut terulang, bisa jadi kita akan melampiaskan ke hal lain. Misalkan aku iri dengan pencapaian seseorang, iri itu bikin nyesek, marah, dan benci. Lalu caraku mengalihkan ya dengan beli jajan. Sedikit teralihkan, tapi nyatanya rasa sesak itu masih membekas.
Jadi, suatu hari jika iri dengan sesuatu atau seseorang, cobalah untuk diam sejenak, jangan berpikir untuk melampiaskan ke sesuatu hal. Jika ingin sesuatu yang tiba-tiba, boleh saja, asalkan bukan untuk melampiaskan rasa iri, ya.
Gimana Cara Ngendalikan Rasa Iri?
Sebenarnya aku juga paling sebel kalau si Supiyah yang kerjaannya iri terus itu tiba-tiba godain. Aku kadang pengen berhenti nggak iri, minimal mengurangi, karena bikin hati capek dan nggak tenang. Aku benar-benar belum tau caranya ngurangin si Supiyah, tapi si Mas pernah bilang,
"Cobalah rasa iri yang tumbuh di hatimu, diganti dengan doa. Misal ada temanmu yang melahiran, kamu jangan iri terus menyalahkan kenapa dirimu belum diberikan momongan, tapi bilanglah kepada dirimu sendiri, 'Ya Allah, semoga nanti jika sudah dikaruniai momongan, anakku bisa lahir dengan sehat seperti dia'. Dan semoga ketika kamu bilang begitu, tidak ada lagi pikiran buruk yang tumbuh di hatimu."
Aku percaya tentu tidak mudah mencoba hal yang membuat kita menjadi belajar lebih baik lagi, tapi percayalah jika kamu memang memiliki tekad untuk tak mengotori hati dengan hal-hal semacam iri dengki dan hal-hal yang menyakiti diri sendiri, sebaiknya memang harus mengubah mulai saat ini.
Sekian sedikit cerita dariku yang sedang belajar dari hal-hal di dalam hati, semoga berkenan membaca dan senantiasa bermanfaat buat kalian. ***
25 Maret 2022
Posting Komentar