Judul: Madre; Kumpulan Cerita
Penulis: Dee
Penerbit: Bentang Pustaka, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Juni 2011
Tebal: xiv + 162 halaman
ISBN: 978-602-8811---491
Dari judul bukunya, mungkin pembaca beranggapan bahwa Madre adalah seseorang yang menjadi tokoh utama dalam cerita, namun ternyata anggapan dan pikiran itu salah. Madre adalah adonan biang roti yang lahir sejak tahun 1941. “Madre adalah adonan biang. Hasil perkawinan antara air, tepung, dan fungi bernama Saccharomyses Exiguus.” Hal 13.
Madre bercerita tentang
kisah Tansen, anak muda yang selama ini hidup bebas di Bali mendadak mendapat
warisan dari kakeknya yang tak pernah dikenal selama hidupnya. Warisan itu berupa
adonan biang yang bernama Madre, dan toko roti Tan De Bakker, sebuah toko tua
yang terletak di daerah Jakarta Tua.
Di toko roti tersebut, Tansen bertemu dengan Pak Hadi, orang yang mendapat warisan bangunan toko roti dari kakeknya dan menetap di sana. Namun, anehnya sang kakek tidak mewariskan Madre kepada Pak Hadi.
“Tan bilang, Madre mesti dirawat orang muda yang semangatnya baru. Orang ndak sembarangan, yang memang punya hubungan langsung sama Madre,” (Hal 7)
Tansen awalnya menolak
untuk melanjutkan usaha bakery sang kakek, karena ia memang masih berniat hidup
dengan kebebasan di Bali, bahkan ia berpikir tak bisa membuat roti mana mungkin
bisa menjalankan toko roti. Akhirnya, untuk mengatasi rasa kebosanan di tengah
dilema tersebut, ia yang rutin menulis di blog, mencurahkan isi hatinya di blog pribadi.
Tak disangka, ceritanya ditanggapi oleh Mei, anak pemilik perusahaan Fairy Bread, bahkan berniat ingi membeli Madre yang dihargai 100 juta.
“Saya sadar yang saya beli adalah sejarah. Banyak dijual kultur roti yang lebih tua dari Madre, tapi mereka gak punya cerita. Tan de Bakker adalah legenda …” (Hal 29)
Awalnya Tansen ingin
menjual Madre karena merasa tak mampu mengolah roti, dan hidupnya mendadak
berubah. Namun, saat Pak Hadi mengundang pegawai lama yang pernah bekerja di
Tan de Bakker, ia menyadari keberadaan Madre sangatlah berharga.
“Aku dan atau uang 100 juta tak pantas menggusur Madre keluar dari sini. Tempat tua in adalah rumahnya, orang-orang tua ini adalah keluarga sejatinya. (Hal 39)
Tak hanya bercerita
tentang kisah Madre dan Tansen yang berusaha menghidupkan kembali toko roti,
namun buku ini juga ada kisah romantis antara Tansen dan Mei, benih-benih
cinta itu sebelumnya telah tumbuh antara penulis blog dan pembaca blog.
Buku ini juga menambah
informasi tentang dunia bakery, karena ada bagian yang menceritakan tentang
proses dan kisah sejarah adonan biang Madre, cara membuat dan mengolah roti,
istilah artisan di dunia bakery, mengenali varian jenis roti. Namun sayangnya
porsi cerita Madre terlalu singkat jika hanya dijadikan novelet dari
total halaman 162 halaman.
Terdapat 13 karya Dee
yang ditulis selama lima tahun di dalam buku ini yang cocok dibaca buat kamu
yang sedang riset menulis cerita bakery, atau pun penyuka roti. Karena informasi
bakery dari buku ini kurang lebih bisa membuka ruang pikiran pembaca untuk mencari-cari lebih detail jenis roti yang disebutkan. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
***
Hangudi, 22 September
2022
Posting Komentar