Bubur Manado dan Cerita Minggu Kedua di Bulan Agustus

Bubur Manado menjadi kenangan yang paling teringat dari pertemuan di hari minggu kedua di Bulan Agustus 2022. Bubur Manado yang disajikan sebagai makan siang di tengah-tengah pertemuan menjadi sesuatu yang menarik buat orang-orang yang hadir di siang kala itu. 

Sebenarnya pertemuan yang telah direncanakan beberapa hari sebelumnya merupakan agenda baru dari Hangudi untuk silaturahmi sastra agar saling mengakrabkan diri, terutama tahu alamat dan kesibukan di rumah teman sendiri. Dan hari itu pertemuan digelar di rumah Mbak Lulu. 

Pertemuan dimulai sekitar pukul 11 siang sembari menunggu yang belum datang, meskipun sebenarnya acara pertemuan tak benar-benar formal karena yang ada kami hanya makan-makan sambil membicarakan berbagai topik  random. 
Ada berbagai sajian yang dihidangkan untuk menemani minggu yang mendung, seperti tahu cilot, kerupuk sambal, jajan di dalam toples, buah pir, minuman hangat matcha, hingga air mineral. Meskipun cuman berempat, tapi jajan siang itu bahkan ludes dimakan. 

Menjelang pukul 1 siang, kami membicarakan tentang kepenulisan mulai proses kreatif, resensi, dan cerpen. 

"Pilih kutipan paling menarik dan berkesan. Mungkin kamu menganggap bahwa kutipan buku tersebut semuanya menarik dan orang-orang harus dan wajib membacanya, tapi kamu juga harus tahu bahwa yang relate dengan hidupmu, terkadang untuk orang lain tidak. Pilih skala prioritas paling penting yang secara umum orang-orang pasti mengalaminya. Jangan hanya mengambil dari sudut pandangmu saja." 


Selain itu, di akhir pembahasan resensi juga berpesan bahwa yang kita lakukan memang terdengar seperti promosi buku, tapi secara halus. "Jangan menuliskan kamu menyukainya dan orang-orang harus membacanya, tapi tulislah alasan kenapa kamu menyukainya tanpa ada kata menyukai. Show don't tell!"


Mungkin hanya sekitar setengah jam, setelah itu dilanjutkan ishoma, dan ngerumpi lagi. Eh, tiba-tiba tuan rumah datang dengan membawa hidangan makan siang yang katanya bernama Bubur Manado. Mungkin memang terlihat tak ada yang aneh dengan penampilannya yang persis seperti bubur sayur. Tapi, ternyata, ada yang berbeda dari bubur sayur tersebut. 


Ada potongan besar berwarna orange yang terlihat memang bukan wortel, ternyata itu labu yang di Jawa biasa dimasak sebagai kolak. Rasanya gimana? mungkin sedikit aneh untuk lidah Jawa yang terbiasa dengan manisnya labu untuk kolak, tapi sebenarnya perpaduan yang pas dengan bubur sayur yang segar dari irisan bayam, jagung, wortel, manisnya dari labu, asin dari ikan asin, bergizi dari si telur puyuh, dan pedas dari sambalnya. 

Setelah acara makan-makan dan ishoma selesai, lanjut ngerumpi dan ghibah sebentar karena memang setelah makan membutuhkan waktu agar sejenak si makanan bisa turun menuju lambung. Setelah itu mendekati pukul setengah 4, kami lanjut membicarakan tentang cerpen. 
 
"Cerpen yang baik itu yang membuat pembaca merasa berkesan, selain itu dalam menulis cerpen, paragraf pembuka memiliki peranan penting untuk mengajak pembaca tetap mengikuti cerita yang kamu buat," sekilas pembahasan mengenai cerpen sebagai penutup pertemuan. 


Terimakasih kepada orang-orang yang senantiasa menjalin pertemanan, semoga konsep makan-makan dan ngerumpi bisa berlanjut hingga kemudian hari. Tetap berpegang erat demi tujuan masing-masing. ***

Hangudi, 15 Agustus 2022

Post a Comment