MAN 1 Blitar, itulah namanya kini yang dulunya dikenal dengan MAN Tlogo Blitar. Pada hari Minggu, 6 Maret 2022 lalu, aku kembali ke sekolah ini. Sekolah paling kenangan di antara jenjang sekolah lainnya.
Hari itu aku mengantar keponakan untuk tes wawancara dan seruntutan tes lainnya, ya cuma mendampingi saja. MAN Tlogo Blitar jadi salah satu sekolah bersejarah di keluarga, semua saudaraku masa SMA-nya dihabiskan di sekolah ini.
Apa yang menjadi kenangan dari MAN TLOGO alias MAN 1 Blitar?
Banyak cerita dan kenangan yang pernah terjadi saat SMA, berbeda sekali ketika di masa putih biru, alias di SMP. Mungkin memang benar kata orang, bahwa masa SMA adalah masa yang tak terlupakan.
Dulu awal masuk di MAN Tlogo, aku memang sudah bertekad tidak akan tinggal diam hanya dengan berangkat trus pulang. Apa bedanya dengan masa SMPM
Akhirnya aku ikutan beberapa ekstra, mulai dari Rohis, Jurnalistik, dan beberapa kegiatan di luar. Dan kenangan itu mulai terbentuk seiring berjalannya waktu, aku jadi jarang di kelas. Ikut kompetisi di sana sini, rapat nggak jelas, dan entahlah. Wkwkwk.
Bahagia atau menyesal dengan masa SMA yang suka mbolos pelajaran?
Bagiku tidak ada penyesalan ketika masa SMA dipenuhi berbagai pengalaman, punya teman yang sejalan, mengenal arti cinta, dan tentunya jarang ikut pelajaran.
Saat kelas 2, aku jarang mengikuti pelajaran karena ada tugas sebagai jurnalistik sekolah. Entah kenapa aku seolah mementingkan dunia jurnalistik tersebut lebih daripada pelajaran sekolah. Hehe. Padahal kenyataannya aku bukan OSIS yang seharusnya lebih sibuk dari ekstrakurikuler apapun.
Dan paling menyenangkan itu ketika mbolos di pelajaran eksak, seperti Matematika, dan hal-hal berbau rumus. Meski masuk di jurusan IPA, tapi pikiranku emang 'Dedel' kalau disuruh ngitung-ngitung. Emang mungkin aku salah jurusan kali ya. wkwkw.
Hari itu ngapain di MAN?
Hari itu aku cuman mengantar adik keponakan yang sedang ada tes wawancara dan lainnya. Awalnya memang bosen banget, sejak jam setengah 7 sampai siang ternyata tes-nya belum kunjung usai. Mana seharusnya ditinggal pulang saja dulu, terlebih lagi nggak punya temen ngobrol. Hanya ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengantar anak-anaknya.
Karena bosan, aku putuskan buat keluar sejenak nyari air minum. Maklum belum sarapan dan nggak bawa bekal apa-apa. Kalau saja tahu walinya cuman di tes wawancara sekitar 5 menit an mungkin memang harusnya pulang saja dulu.
Pas lewat serambi masjid, eh nggak sengaja ketemu temen seangkatan dan sejurusan. Akhirnya nemu juga orang yang sama-sama gabut nungguin tes. Yah begitulah ngobrol ngalor ngidul, mengenang masa SMA, berbagai kabar teman-teman yang lainnya.
Begitulah cerita hari dimana mengantarkan si adek tes wawancara dan lain-lain. Awal yang gabut menunggu, akhirnya dipertemukan dengan orang yang tepat buat mengisi waktu menunggu sambil mengenang masa putih abu-abu. ***
6 Maret 2022

Posting Komentar