Mungkin Aku Pendengar yang Baik, Tapi Lain Kali Tolong Dengarkan Aku

Bukankah kau tahu bahwa menjadi seorang pendengar itu tak sepenuhnya menyenangkan. Ketika kau berusaha menyimpan ceritamu demi seorang teman yang sedang bercerita kepadamu. Padahal terkadang kau juga menginginkan dia berada di posisimu. Didengarkan.

Suatu waktu kau memang bukanlah seorang pembicara, pencerita yang baik, tapi suatu waktu jugalah kau ingin mencurahkan segala apa yang ada di hatimu walaupun itu harus terpendam sekian lama, bahkan malah tak ditanggapi apa-apa. Bukankah seharusnya yang diapresiasi lebih besar dan hebat itu seorang pendengar.

Seorang pendengar yang baik itu memang sepertinya mudah saja mempraktekannya, tinggal memasang kedua telinga dengan benar, dan menyimak seorang temanmu yang sedang bercerita tanpa henti, dan akhirnya kau juga yang harus menanggapinya dengan hasil cerita yang tlah kau dengar.

Untuk para pencerita yang terkadang tak mau menjadi pendengar, ini mungkin buat kalian

Bisakah Kau Mendengarkan Saja?*

Ketika aku memintamu untuk mendengarkan aku,

Kala aku terluka atau punya masalah

Dan kau mulai memberiku saran,

Kau belum melakukan apa yang aku minta

Ketika aku terluka atau punya masalah

Dan kau mulai mengatakan padaku,

Kenapa aku perlu atau tidak perlu merasa demikian,

Kau mengnjak-nginjak perasaanku.

Ketika aku memintamu mendengarkanku dan kau rasa,

Kau harus melakukan sesuatu tuk menyelesaikan masalahku,

Kau telah mengecewakan aku,

Walau aneh keliatannya.

Dengar, yang kuminta hanyalah supaya kau ...

Mendengarkan,

Tidak bicara atau melakukan apapun, dengarkan aku saja.

*conectitut Critical Incident Stress Team, the girls book of friendship

Menjadi pendengar yang baik itu tak mudah seperti yang dibayangkan. Ada kalanya kau harus menyisakan ruang dalam pikiranmu untuk sekadar mendengarkan seorang temanmu, padahal ruang itu masih berjejal dengan masalahmu yang belum usai. 

Kau pun juga harus dituntut untuk bisa membagi waktu sebagai seorang teman, padahal jika kau bercerita kepada seorang temanmu itu, belum tentu dia mau mendengarkan seperti apa yang kau lakukan. Bosan, tentu saja, namun itu semua kau lakukan demi seorang teman bukan?

"Pendengar yang baik bukanlah seseorang yang tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Pendengar yang baik adalah pembicara yang baik yang sedang sakit tenggorokan." (LORETA-Goresan hati seorang gadis kecil-)

Ya, seperti itulah perumpamaanya. Kau berusaha untuk menjadi seorang teman yang baik, yang bisa menguasai seni untuk mengatur waktu. Seni di mana kau harus diam, mendengarkan serta menanggapi ceritanya, dan di mana kau juga harus memendam semua ceritamu, masalahmu.

So, berbahagialah kalian yang telah menjadi pendengar yang baik, kau ternyata lebih hebat. Karena tak semua orang itu bisa menjadi seperti kalian, walaupun itu harus merelakan sesuatu yang terpendam dalam lubuk hati kalian. ***

(Curhatan di Tahun 2019, ketika tak ada lagi yang ingin mendengar)

Post a Comment